“Kau dipecat!”
Perkenalkan namaku
Iwatani Ryuusuke
Itulah kata-kata terakhir
yang aku dengar sebelum pulang kerja di hari ini. Aku dipecat oleh bosku
setelah tiga tahun bekerja di sana. Aku dituduh menjual data-data penting
perusahaan kepada rival kami. Walau tidak ada bukti yang kuat atas tuduhan itu,
orang-orang merasa itu adalah fakta karena tuduhan itu berasal dari bosku yang
memiliki reputasi baik.
Sebenarnya aku tahu,
orang yang menjual informasi itu adalah dia, Takashi-san, bosku yang aku
sebutkan tadi. Aku mengetahuinya ketika tidak sengaja mengintip ke komputernya
dan melihat pesannya pada seseorang dari perusahaan rival. Mungkin alasan dia
ingin mengeluarkanku adalah agar aku tidak menyebarkan fakta itu pada yang
lain.
Orang itu pada dasarnya
memang orang yang busuk. Satu-satunya alasan bahwa dia memiliki reputasi baik
adalah karena semua yang tahu hal buruk tentangnya, bernasib sama denganku.
Mari kita lupakan soal
perusahaan itu. Aku harus segera mencari pekerjaan baru.
***
Sudah satu minggu
berlalu. Aku masih belum menemukan pekerjaan yang cocok. Semua perusahaan
menolak karena riwayat pemecatanku. Walau aku berusaha menjelaskan, mereka
tidak mau mendengar.
Saat ini aku sedang duduk
di kursi taman. Rasanya ingin menangis karena nasib yang begitu buruk.
Aku mengingat kembali
pada masa-masa sekolah. Aku adalah salah satu anak yang berprestasi. Bahkan
hampir di kenali oleh para guru. Mungkin benar kata orang-orang. Berprestasi di
sekolah tidak menjamin kesuksesan di masa depan.
“Heh? Bukankah itu Ryu?”
Saat aku sedang melamun,
ada suara seseorang yang menyapaku. Aku mungkin sedang linglung tapi aku tahu
siapa pemilik suara itu.
“Kota?”
Izumi Kota, dia adalah
salah satu teman baikku ketika kami di sekolah menengah atas. Dia adalah teman
pertamaku waktu itu. Dia tidak terlalu pintar dalam pelajaran seperti ku, tapi
dia tidak terlalu buruk.
“Apa yang kau lakukan
sendirian di taman? Apakah kau tidak bekerja?”
“...Soal itu”
Aku menceritakan tentang
pemecatanku padanya. Dia adalah teman baikku sejak dulu jadi aku tidak punya
masalah berbagi cerita dengannya. Lagipula, ini bukan kali pertama aku
menggeluh padanya.
“Begitu ya, pasti begitu
berat bagimu”
“Benar, aku merasa
seperti ingin menangis”
Dia sangat baik. Walau
aku sedang terpuruk, dia masih menaruh simpatinya padaku.
“Kalau begitu, bagaimana
kalau kau bekerja untukku?”
“Ha?”
Penawaran tiba-tiba itu
membuatku tersentak.
“Kau tahu? Aku selalu
tahu bahwa kau punya bakat dalam hal komputer. Aku baru saja memulai sebuah
bisnis. Memang tidak terlalu besar, tapi apakah kau mau bekerja di bagian IT?”
Kalau tidak salah, Kota
pernah bilang dia berambisi untuk membangun perusahaannya sendiri begitu lulus
kuliah. Aku tidak menyangka dia benar-benar melakukannya.
“Baiklah, kalau begitu
temui ikuti aku sekarang”
“Heh? Sekarang?!”
“Tentu, atau apakah kau
punya rencana lain?”
“Tentu tidak. Baiklah,
aku akan ikut denganmu”
Aku mengikutinya dan
berada tepat di sebuah gedung 10 lantai. Tunggu, jangan berkata bahwa ini...
“Selamat datang di
perusahaanku”
“Apanya yang ‘tidak
terlalu besar’?!”
Gedung ini bahkan lebih
tinggi dari kantorku di perusahaan sebelumnya. Aku membayangkan sudah seberapa
banyak orang ini berkembang semenjak kami hilang kontak.
“Kakak, kau lambat!”
“Ih maafkan Aku, Chiyo.
Lihatlah, aku membawa seseorang yang dapat membantu kita”
Yang bicara di depan kota
adalah seorang wanita dengan rambut hitam panjang yang lurus. Aku tahu aku
pernah melihat dia sebelumnya.
“Dia..Bukankah kau Ryuu
nii?”
“Lama tidak bertemu
Chiyo”
Dia adalah Chiyo, adik
dari Kota. Aku kenal dia semenjak pertama kali bermain ke rumah Kota. Dia
selalu memberikanku minuman ketika aku berkunjung.
“Lama...tidak bertemu
denganmu...Ryu nii. Kenapa kau datang kesini?”
“Chiyo kau gugup?”
“Diamlah, kakak bodoh!”
Seperti biasa, Kota
selalu suka menggoda adiknya setiap saat. Kota menjelaskan keadaanku saat ini
kepada Chiyo. Sebenarnya aku tidak begitu suka itu keluar dari mulut orang
lain.
“Begitu ya...Jadi orang
itu menjebak Ryuu nii...Aku tidak akan memaafkannya...hihi”
“...Chiyo?”
“Oh, maafkan aku”
Entah kenapa barusan, aku
merasakan sedikit kengerian keluar dari wajah Chiyo. Tapi, mari kita lupakan
itu.
“Begitu ya, Jadi Ryuu nii
akan bekerja di sini mulai sekarang. Kalau begitu mohon bantuamu”
“Mohon bantuanmu”
Dan dengan itu, akupun
mulai bekerja di perusaan Kota.
***
Sudah beberapa bulan aku
bekerja untuk Kota. Hasil kerja ku juga tampaknya lebih di apresiasi di sini.
Aku sudah mengerjakan beberapa proyek dan hasilnya juga memuaskan. Jadi, tidak
membutuhkan waktu lama untukku untuk mendapat kenaikan gaji.
“Ryuu nii...Apakah kau
makan siang bersamaku?”
“Tentu”
Adapun untuk Chiyo, dia
masih berbicara gagap di depanku. Walau begitu, dia jugalah yang slelau
membuatkanku makan siang setiap hari kerja. Itu membuatku mendapatkan tatapan
iri dari para pekerja pria. Tidak perlu di sebutkan bahwa Chiyo adalah wanita
yang cantik. Selain itu, fakta bahwa dia adalah adik pendiri perusahaan, pasti
ada banyak yang mengincar untuk berkencan demu status.
Saat bekerja disini, aku
mulai merasa bahwa takdir memiliki caranya sendiri untuk mengatur hidup
manusia. Aku benar-benar sangat nyaman disini.
***
Hal yang tidak diketahui
oleh Ryuu adalah keadaan di perusahaan lamanya. Ada banyak kekacauan yang
terjadi.
“Apa? Klien membatalkan
kontrak?”
“Benar, dia bilang syarat
yang kita ajukan tidak bisa mereka terima”
“Hei, ada masalah pada
sistem komputernya, ada yang bisa memperbaiki?”
“Kenapa server perusahaan
begitu lamban? Sebelumnya tidak seperti ini!”
“Beberapa komputer
melamban, sepertinya mereka terkena virus”
“Oh tidak...Kenapa ini
semua terjadi!?”
Ryuusuke tidak menyadari
satu hal. Dia adalah orang yang mengerjakan semua hal yang berhubungan dengan
IT tanpa bantuan orang lain. Dengan kepergiannya, tidak ada orang lain yang
bisa mengatasi masalah-masalah itu.
Beberapa bulan kemudian
muncul kabar bahwa perusahaan itu mengalami kebangkrutan karena tidak bisa
mengatasi masalah di dalam kantor. Selain itu, kasus Takashi-san, mantan bos
Ryuu juga sudah terbongkar. Para pegawai memergokinya pada saat pertemuan rahasianya
dengan perusahaan rival. Kabar tersebut dengan cebat sapai ke telinga CEO. Dia
pun di pecat secara langsung.
Ada banyak orang yang
mengatakan ada sebuah keanehan. Seakan-akan seluruh kejadian itu disengaja oleh
seseorang. Tapi, itu sudah bukan urusan Ryuu lagi
***
“Ryuu, apa kau ingin ikut
makan malam bersama kami?”
Begitu jam pulang kantor
berbunyi, Kota menuju ke meja kerjaku. Dia dan Chiyo tampaknya ingin makan di
sebuah restoran.
“Apa tidak masalah
mengajakku?”
“Tentu saja...Ryuu nii
tidak perlu khawatir”
“Benarkan? Aku yakin
Chiyo akan senang kalau kau ikut. Lagipula, dia lah yang menyarankanku untuk
mengajakmu”
“Kakak bodoh! Jangan
memberitahunya!”
Setelah beberapa bulan
bekerja, aku kembali menemukan kedekatan yang telah lama hilang antara aku dan
mereka berdua.
Kami keluar dair kantor
dan berjalan bersama-sama menuju ke restoran untuk makan
Belum lama ini, aku
mendengar kabar tentang kehancuran perusaahn lamaku. Mereka bilang itu adalah
sebuah konspirasi yang dibuat oleh seseorang.
“Ada apa, Ryuu nii?
Wajahmu tampak buruk. Apa kau kurang sehat?”
Chiyo yang berjalan di
sampingku tampaknya menyadari keanehan pada wajahku.
“Oh maaf. Aku hanya
sedang memikirkan kabar aneh tentang kehancuran perusahaan lamaku”
“Hehe...Ryuu ini tidak
perlu mengkhawatirkan apapun...Semua sudah sesuai rencana?”
“Apa kau mengataakan
sesuatu?”
Chiyo berbicara dengan
nada yang sangat rendah, aku hampir tidak mendengar apapun.
“Tidak. Aku hanya bilang
bahwa Ryuu ini tidak usah memikirkannya. Suasana makan malam harusnya
menyenangkan”
“Kau benar, maafkan aku”
Benar, apa yang terjadi
pada perusahaan itu bukanlah urusanku. Aku merasa nyaman bekerja di perusahaan
baruku. Aku harus memberikan yang terbaik. Walau begitu, aku tetap
bertanya-tanya kenapa Chiyo terus memperlihatkan senyuman mengerikan ketika aku
membahas perusahaan lamaku.
Comments
Post a Comment