Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2024

Dipecat Secara Tidak Adil, Tetapi Diselamatkan Oleh Teman Lama

“Kau dipecat!”   Perkenalkan namaku Iwatani Ryuusuke   Itulah kata-kata terakhir yang aku dengar sebelum pulang kerja di hari ini. Aku dipecat oleh bosku setelah tiga tahun bekerja di sana. Aku dituduh menjual data-data penting perusahaan kepada rival kami. Walau tidak ada bukti yang kuat atas tuduhan itu, orang-orang merasa itu adalah fakta karena tuduhan itu berasal dari bosku yang memiliki reputasi baik.   Sebenarnya aku tahu, orang yang menjual informasi itu adalah dia, Takashi-san, bosku yang aku sebutkan tadi. Aku mengetahuinya ketika tidak sengaja mengintip ke komputernya dan melihat pesannya pada seseorang dari perusahaan rival. Mungkin alasan dia ingin mengeluarkanku adalah agar aku tidak menyebarkan fakta itu pada yang lain.   Orang itu pada dasarnya memang orang yang busuk. Satu-satunya alasan bahwa dia memiliki reputasi baik adalah karena semua yang tahu hal buruk tentangnya, bernasib sama denganku.   Mari kita lupakan soal peru...

Jemput

Kejadian supranatural memang sering terjadi di tempat-tempat yang cukup sepi. Misalnya di jalanan kampung atau di bangunan tua. Tidak peduli siang atau malam, auranya tidak akan berubah. Inilah yang baru saja di alami oleh Eko disaat perjalanannya dengan mobil menuju ke sebuah gedung mewah untuk mendatangi acara pernikahan adiknya, Siti. Dia sangat antusias akan pernikahan adiknya itu. Sampai-sampai sebelum berangkat ia sempat hampir lupa menggunakan celana dalamnya. Sekitar sepuluh menit waktu yang ia perlukan untuk bersiap-siap bersama dengan istrinya, Ratna untuk pergi kesana. “Gimana? Udah cakep belum?” Tanya Ratna  “Sudah dong. Kan Istriku. Kalau gak cakep mana ku nikahi” Jawab Eko dengan nada bercanda “Ih... Gombal” Persiapan mereka sudah selesai. Eko menghidupkan mobil sedannya dan membukakan pintu untuk Istri tercinta. Waktu itu pukul 8 malam. Suasana jalan bisa dibilang lumayan sepi. Hanya ada satu atau dua kendaraan yang melaju, namun berlawanan arah dengan tujuan mereka....

Anak yang Tidak Diharapkan

Aku adalah anak pertama dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahku adalah seorang pekerja kantoran dengan jabatan dan gaji yang cukup tinggi. Sebagai anak tertua, aku selalu diperlakukan dengan keras. Aku bahkan sudah di suruh mengerjakan pekerjaan rumah ketika baru masuk ke sekolah dasar. Sikap mereka berbeda dengan yang mereka berikan kepada adikku. Adikku lebih muda dua tahun dariku. Entah kenapa, aku merasa dia sangat di sayangi dan di manja oleh kedua orangtuaku. Itu seperti adikku adalah satu-satunya anak yang mereka inginkan. Kenapa aku bisa berpikir seperti itu? Tentu saja karena dia tidak pernah dituntut apa-apa. Dia bebas melakukan apapun yang ia suka bahkan tanpa perlu izin. Berbeda denganku, yang ketika itu ingin masuk les menggambar saja sampai dimarahi berjam-jam. Pada saat hari ulang tahunnya, kami pergi ke restoran sushi untuk merayakannya. Aku tidak tahu apakah mereka lupa, tapi aku alergi terhadap ikan. Aku sudah...

Ketika Kau Tahu Kau Sudah Kelewatan

“Bisakah kau mempercepat langkahmu?” “Diamlah” Disini adalah Mukawa Sato, seorang anak tahun kedua di sekolah menengah atas. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke sekolahnya saat ia bertemu dengan Ichinose Mina. Mina adalah teman Sato sejak masih kecil. Mereka tinggal bersebelahan. Orangtua mereka juga merupakan sahabat ketika masih kuliah. Jadi, itu wajar bagi mereka untuk akrab. Adapun masalahnya adalah Mina. Mina selalu berkata kasar setiap saat ia bertemu dengan Sato. “Kau benar-benar payah. Itulah sebabnya kau tidak punya pacar” “Bisakah kau tidak mengatakan hal itu setiap saat?” Padahal hubungan mereka baik-baik saja sampai mereka tamat dari sekolah menengah pertama. Tapi, begitu masuk ke sekolah menengah atas, sikap Mina tiba-tiba berubah dan menjadi kasar. Sato, yang mengenal Mina sejak lama benar-benar bingung dengan perubahan sikapnya.   ***   “Bagaimana hubunganmu dengan Ichinose akhir-akhir ini?” “...Dia masih seperti biasanya. Kasar seperti...

Pedang Hitam

Rito melayangkan serangan pamungkas yang ditujukan pada sang penguasa bayangan. Namun, rupanya itu belum cukup untuk mengalahkan si raksasa itu yang memiliki full-armor dan attack. Ini bukan perkara mudah baginya. Disisi lain teman-temannya juga sudah sekarat dan kelelahan karena monster-mosnter kecil muncul tanpa mengenal kata habis. Hanya Rito yang bisa diandalkan dalam situasi seperti ini walau dia tahu perlengkapannya bukanlah tandingan sang raksasa sama sekali. Di tengah-tengah keterpurukan itu, bencana kembali datang. Monster-monster kecil kembali berdatangan menuju tepat kearah Rito tanpa memperdulikan timnya yang lain – seakan diberi perintah untuk membantu sang penguasa bayangan. Mereka mulai berlari ke arah Rito. Tapi. “Rito, Awas!” Sang Healer, Rena membangkitkan dirinya walau sekejap untuk memberikan penyembuhan terakhir yang bisa dia berikan. Penyembuhan itu juga memberikan buff dapat meningkatkan serangan sekaligus daya tahan Rito terhadap serangan lawan. Tak mau ...

Tanpa Kabar

Seorang gadis tengah duduk termenung sendirian di tengah barisan bangku kosong stasiun kereta api. Menurut jadwal, kereta yang akan ia tumpangi seharusnya datang tak lebih lama dari sepuluh menit dari sekarang. Dia duduk lesu sambil memandangi ke bawah kakinya seperti meratapi kesedihan yang mendalam Ini adalah hari terakhir Rika menginjak bangkum SMA, artinya tadi adalah hari kelulusannya – hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan, namun tidak untuknya. Rika masih memiliki sebuah pesan perasaan yang tidak terbalaskan kepada teman masa kecilnya, Touya. Mereka sudah seperti belahan jiwa yang tak pernah terpisahkan bahkan semenjak mereka masih kecil. Namun, kini Touya sudah memutuskan untuk mengambil pendidikan diluar negri. Artinya, waktu dan kesempatan mereka untuk bersama sudah hampir pasti hilang. Rika tentu tidak ingin hal itu terjadi. Dia sengaja menunggu di stasiun lebih awal karena dia tahu Touya selalu pulang dengan kereta yang sama dan jadwal yang sama – bagaimanapun m...

Teman Masa Kecil dan Hujan

“Minami, bisakah kau menolongku belajar untuk tes tengah semester? Aku akan hancur tanpa bantuanmu”   “Baiklah”   “Terimakasih!”   Namaku Haru, Michiro Haru. Yang sedang mengobrol denganku adalah Sakuna Minami. Kami adalah teman masa kecil seperti yang ada di novel-novel.   Minami adalah gadis yang introvert namun pintar. Penampilannya juga tidak terlalu mencolok. Walau begitu, aku tahu ada orang yang menyukai dia tanpa ia ketahui, itu adalah aku.   Aku mulai menyukainya ketika kita masuk sekolah menengah atas. Sejak saat itu aku selalu meminta bantuan dia untuk belajar agar lebih dekat dengannya. Tapi, kali ini aku memang sedang dalam masalah.   Kalau aku tidak mendapatkan nilai minimum, maka game yang aku punya akan disita oleh ibuku.   Beruntung bagiku, Minami mau membantuku dalam hal ini.   “Kalau begitu nanti sepulang sekolah, di rumahku”   “...baiklah”   Dan dengan itu, kegiatan belajar kami ...